Pendahuluan
Kenyamanan dan keamanan mengendarai mobil senantiasa
diinginkan oleh setiap pengemudi dan penumpang. Banyak hal yang mempengaruhi
tingkat keamanan dan kenyamanan dalam pengendaraan suatu mobil. Pada saat ini
teknologi selalu berkembang pesat, sebagai contoh yang terjadi pada sistem
suspensi, sistem steering, sistem rem, aerodinamis mobil dan lain-lain. Salah
satu hal yang juga mempengaruhi tingkat keamanan dan kenyamanan pengendaraan
suatu mobil terletak pada penyetelan posisi roda secara benar, khusunya roda
depan, hal tersebut biasa disebut Front Wheel Alignment.
Penyesuaian sistem roda depan ini penting karena pengendalian arah kendaraan terletak
pada roda depan. Dengan demikian posisi roda depan dan konstruksinya harus
turut menstabilkan sistem kemudi, sehingga perlu adanya penyesuaian sistem roda depan.
Komponen-komponen tertentu harus sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan. Karena untuk mendapatkan kenyamanan dan kestabilan dalam
pengendalian kendaraan, perlu disempurnakan unsur-unsur tersebut. Apabila salah
satu unsur tidak bekerja dengan baik, maka sistem kemudi tidak akan stabil lagi. Hal ini saling
berhubungan satu sama lain, dan semua ini akan berakibat terhadap ketidakamanan dan ketidaknyamanan
pengemudian.
Adapun tujuan penyesuaian roda depan adalah sebagai
berikut:
1.
Meringankan pengemudian.
2.
Menstabilkan system kemudi.
3.
Ban lebih tahan lama.
4.
Memberikan caster effect.
5.
Memberikan kenyamanan bagi
pengemudi
Pengertian Wheel Aligment
Wheel aligment
merupakan sudut-sudut kemiringan roda yang dibentuk oleh garis sumbu vertikal
jika dipandang dari depan, atas dan samping kendaraan yang berfungsi untuk
memudahkan dan menstabilkan pengemudian, menghasilkan daya balik kemudi yang
baik serta mengurangi keausan ban.
Ada lima faktor yang mempengaruhi wheel aligment yaitu camber, caster, toe angle, kingpin inclination, dan turning radius. Apabila salah satu dari elemen wheel alignmet tidak tepat,
maka akan timbul masalah sebagai berikut:
1. Pengemudian berat.
2. Kemudi kurang stabil.
3. Pengembalian roda kemudi etelah
belok kurang baik.
4. Umur ban pendek.
Faktor-faktor Wheel Aligment
1.
Camber
Camber merupakan sudut yang dibentuk antara kemiringan roda
dan garis vertikal dilihat dari depan kendaraan. Sudut camber ada dua, yaitu
camber positif dan camber negatif. Camber positif merupakan sudut camber dimana
jarak roda bagian atas lebih besar daripada jarak roda bagian bawah atau bila
kemiringan roda keluar. Sedangkan camber negatif merupakan sudut camber dimana
jarak roda bagian atas lebih pendek daripada jarak roda bagian bawah.
Tujuan penggunaan sudut camber adalah untuk mengimbangi
gaya yang cenderung kearah dalam pada roda depan. Keseimbangan ini diperlukan
untuk pengemudian yang stabil dan keausan yang seminimal mungkin. Disamping itu
camber bersama kingpin inklinasi akan membantu meringankan gaya yang bekerja
pada sistem
kemudi saat kendaraan dibelokkan.
Camber positif berfungsi untuk memungkinkan terbentuknya
camber nol saat kendaraan diberi beban, dan mengurangi beban pada steering.
Sedangkan camber negatif berfungsi untuk mengutamakan kendaraan dapat lurus dan
stabil. Camber negatif mengurangi (kemiringan kendaraan saat membelok) dan
menyempurnakan kemampuan berbelok. Camber nol menyebabkan stabilitas pengemudi
berkurang.
Pada mobil-mobil terdahulu, roda dipasang dengan camber
positif, untuk menambah daya tahan axle depan, dan untuk mengusahakan agar
permukaann ban menyentuh jalan dengan sudut yang tepat untuk mencegah keausan
yang tidak rata pada ban bal bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian
pinggirnya.
Pada mobil-mobil modern, suspensi dan axle dibuat lebih kuat dari yang terdahulu
dan permukaan jaan dibuat datar, sehingga camber positif tidak begitu diperlukan. Akibatnya, ban
disetel dengan camber mendekati nol (bahkan ada beberapa mobil dengan camber
nol). Beberapa mobil bahkan dibuat dengan camber negatif untuk menambah ketahannanya pada waktu mobil membelok tajam.
a.
Camber
Positif
·
Mengurangi Beban Positif
Bila
Camber Nol, beban spindle akan diberikan ke garis pusat ban dan spindle. Ini akan mengakibatkan spindle atau
steering
knuckle mudah bengkok. Dengan Camber positif, maka beban akan diberikan pada
sebelah dalam spindle, hal ini akan mengurangi gaya bekerja pada spindle dan steering knuckle.
·
Mencegah camber menjadi negatif
karena beban
Bila
kendaraan dibebani, bagian atas roda cenderung miring ke dalam karena perubahan komponen
suspensi dan bushing yang bekaitan.
·
Mengurangi Sterring Effort
Karena
roda berputar ke kiri dan ke kanan dengan steering axle sebagai porosnya, dan
offset sebagai radius, ofset yang besar akan menimbulkan momen yang besar di
sekitar steering axle karena putaran ban.
b. Camber Nol
Alasan utama menggunakan camber nol adalah untuk mencegah keausan ban yang tidak merata. Bila
roda dipasang dengan Camber positif, bagian ban sebelah luar akan membelok
dengan radius yang lebih pendek dari
bagian ban sebelah dalam. Karena kecepatan putar ban sama pada bagian
dalam dan luar, ban sebelah luar akan
slip dengan tanah sampai yang bagian dalam menyamai, hal ini mengakibatkan
keausan pada bagian luar akan lebih cepat. Bila camber negatif, kejadiannya
akan berlawanan, yaitu bagian ban sebelah dalam akan cepat aus.
c. Camber Negatif
Bila ban yang mempunyai camber dibri beban vertikal, maka
ban akan cenderung bergerak ke bawah. Tetapi karena tertahan karena permukaan
jalan maka tread akan terlihat seperti pada gambar. Pada saat itu, elastisitas
ban menahan perubahan tersebut dan akan beraksi pada permukaan jalan dengan
arah A. Sebagai akibat dari reaksi pada arah A, ban akan bergulir dengan arah
B. Gaya yang bekerja pada arah B ini disebut Chumber trust. Chumber thrust ini
akan bertambah apabila kemiringan ban tehadap permukaaan jalan bertambah miring
dengan bertambahnya beban.
2.
Caster
Caster adalah
sudut yang dibentuk antara garis simetri kingpin dengan garis vertical pada
bidang datar, bila dilihat dari samping kendaraan. Sama halnya dengan camber,
caster jaga ada yang positif dan negative. Caster positif adalah posisi saat
bagian atas roda mengarah ke belakang kendaraan. Sedangkan caster negative
adalah posisi saat bagian atas roda mengarah ke depan kendaraan. Caster nol
adalah posisi saat garis simetri kingpin sejajar dengan garis vertical jalan
yang datar.
Dengan caster
positif, titik pusat permulaan singgungban dengan jalan berada di belakang
titik potong sumbu kingpin dengan jalan. Oleh karena itu ban akan mengelinding
karena tahanan geser ban tertarik sehingga secara otomatis roda-roda depan akan
lurus ke depan.
Adapun
keuntungan dari caster adalah saat pengemudi membelokkan kendaraan sewaktu
berjalan, maka dengan sendirinya roda kemudi akan kembali ke posisi lurus. Hal
ini disebut caster effect. Caster effect terjadi karena
adanya trail atau lead. Trail adalah
titik potong garis tengah steering axis dengan jalan ke titik pusat singgung
ban dengan jalan. Bila jarak trail bertambah besar maka caster efeeck juga akan
bertambah besar.
3. Toe
Angle
Toe-in adalah
garis simetri roda-roda depan dimana jarak di bagian depan roda lebih pendak
daripada jarak dibagian belakang roda. Sedangkan toe-out adalah sebaliknya.
Toe-in berfungsi untuk mengimbangi gaya-gaya pada roda depan yang disebabkan
oleh adanya sudut camber. Dengan adanya toe-in, roda-roda akan bergerak lebih
stabil.
4. Kingpin
Inclination
Inklinasi
kingpin adalah kemiringan sudut kingpin terhadap garisvertikal, apabila dilihat
dari depan kendaraan. Dengan adanya sudut inklinasi kingpin maka bersama-sama
dengan camber, jarak offset akan menjadi sangat kecil. Dengan begitu kemudi
akan lebih stabil karena roda-roda berputar di sekitar kingpin. Bila kendaraan
sedang berhenti maka gaya untuk memutarkan kemudi menjadi lebih kecil.
Inklinasi
kingpin adalah cara yang modern untuk dapat menstabilkan arah pengemudian, juga
memberikan pengaruh self centering yang kuat. Akibatnya, jika
roda depan dibelokkan melalui tikungan, pengemudian akan kembali dengan
sendirinya ke sikap lurus ke depan.
5. Turning
Radius
Turning radius
adalah besarnya sudut putar roda depan kendaraan pada saat berbelok ke kiri
ataupun ke kanan. Turning radius merupakan salah satu dari penyesuaian system
roda depan, terutama bila ukuran bannya besar atau kecepatan bertambah.
Turning radius
bertujuan untuk mendapatkan radius putar yang searah dan sejajar, pada
masing-masing roda ketika kendaraan sedang berbelok. Apabila arah roda searah,
maka penyeretan terhadap roda dapat dihindarkan. Dengan demikian pada system
kemudi tidak akan terjadi getaran dan kendaraan dapat berbelok dengan lembut.
Download makalah Wheel Aligment Di Sini
Download makalah Wheel Aligment Di Sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar